BIM Hackathon 2019 Universitas Widya Kartika yang diadakan selama 3 hari (15-17 November 2019), 2 hari di kampus Universitas Widya Kartika yang terdiri dari sesi workshop aplikasi Revit dan sesi penyelesaian tugas simulasi proyek, serta sesi terakhir yakni sesi presentasi dan pertanggungjawaban publik di Atrium LG Ciputra World Mall Surabaya.
Alvio, salah satu peserta dari SMKN 7 Surabaya merasa gugup karena baru mengenal aplikasi Revit. Siswi yang sedang menyelesaikan studinya di Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) menyatakan bahwa ia memperoleh banyak ilmu, “Belum pernah dapat di sekolah, banyak kesulitan dan mungkin hanya bisa menyelesaikan 50% tugas yang diberikan kepada tim”. Rencananya setelah ini ia dan rekan-rekannya akan mempelajari lagi aplikasi ini dan akan mengembangkan skill-nya dalam bidang BIM.
Dalam sesi dialog di area event, bapak Ary Dwi Jatmiko, S.T., M.T. selaku kepala program studi Arsitektur Universitas Widya Kartika mengatakan bahwa BIM Hackathon 2019 Universitas Widya Kartika ini diadakan sebagai bentuk inisiasi untuk memperkenalkan BIM kepada teman-teman di SMK, jadi ini adalah tahap awal pengembangan BIM di SMK. Para peserta masih berusaha keras untuk belajar BIM, namun sejauh ini juri melihat bahwa para peserta mempelajari BIM dengan baik, meski baru dikenalnya 2 hari yang lalu dan melalui workshop yang singkat. Sebagai tahap awal berjalan lancar, namun akan ada perbaikan-perbaikan dan peningkatan dari apa yang telah diselesaikan oleh para peserta.
Bapak Ary yang juga merupakan ahli Green Building dan Building Information Modeling Universitas Widya Kartika menambahkan bahwa inisiasi ini sangat menantang, para peserta akan belajar lagi bagaimana merapikan gambar bangunan sehingga lebih mudah untuk diinformasikan. Saat sesi di kampus Universitas Widya Kartika para peserta masih fokus pada bagaimana membentuk modelnya dari pada memberikan informasi yang tepat”.
Kebutuhan terhadap profesional bidang BIM ini semakin meningkat. Para peserta yang sudah menunjukkan perkembangan yang baik akan diperkenalkan kepada para mitra Universitas Widya Kartika, dan ini juga merupakan bentuk apresiasi terhadap apa yang telah mereka lakukan. “Kita akan tawarkan mereka kepada para mitra, silahkan jika ingin direkrut, dan mereka harus terus meningkatkan skill mereka, maka khususnya prodi Arsitektur dan Teknik Sipil memiliki kewajiban terhadap mereka sehingga bisa diikutkan program ikatan dinas. Setelah ‘ditempa’ dan dikuliahkan dengan sokongan dari mitra, mereka akan melanjutkan tanggungjawab ikatan dinas tersebut. Bisa juga ikut program kuliah kelas karyawan, jadi pagi kerja di mitra kita, sore atau malamnya kuliah di Universitas Widya Kartika”, terang pak Ary.
Dari 10 tim, juri melihat bahwa beberapa tim dapat dikatakan cukup baik dalam menangkap materi dan mengaplikasikannya. Para peserta terdiri dari siswa kelas XI dan XII. Juri menyadari, dengan demikian para siswa kelas XII dengan jam terbangnya yang tinggi dan pengalaman dalam mengaplikasikan autocad atau ilmu terkait bidang ini maka mereka memahami lebih cepat dan mudah dibandingkan peserta yang masih di kelas XI.
Universitas Widya Kartika tidak akan berhenti di sini, karena respon dari teman-teman di SMK sangat baik. Dalam inisiasi pun panitia dengan terpaksa harus menolak tambahan peserta karena ingin maksimal dengan target jumlah peserta yang sudah tercapai. Para peserta juga mengamini penyelenggaraan BIM Hackathon 2019, mereka akan memperbaiki lagi cara kerja dan apa yang telah dihasilkannya, dan mereka akan bersiap kembali bertanding tahun depan. Para peserta merasa sangat tertantang karena mereka berpikir bahwa harusnya mereka bisa lebih maksimal lagi dari apa yang sudah dilakukannya dalam menyelesaikan tugas dan tantangan yang diberikan.
Sampai jumpa di BIM Hackathon 2020 Universitas Widya Kartika.
LENSA KARTIKA